Tahun 2015 sudah di depan mata, sudah sampai manakah kalian
menyiapkan diri dan mental untuk berperang?
Inilah saat-saat genting dimana semua pelajar tingkat akhir
akan mengikuti berbagai ujian untuk mempersiapkan mental dan diri mereka. Dari
mulai Ujian Sekolah, Try out, Ujian Nasional, dan Ujian Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Dimana tingkat persaingan ujian SBMPTN bukan
hanya di tingkat sekolah, kabupaten/kota, atau bahkan provinsi, tapi persaingannya
berada di tingkat nasional. Maka tidak heran berbagai usaha ditempuh demi
membahagiakan orang tua agar mereka berhasil menumbangkan lawan-lawan mereka
dalam perang.
Dalam menghadapi peperangan usaha sangat diperlukan. Salah
satu usaha yang dilakukan pejuang-pejuang tersebut dengan melakukan pelajaran
tambahan di luar sekolah (les) dengan tujuan lulus dengan memperoleh nilai yang
sesuai harapan. Di saat seperti inilah mereka harus merelakan beberapa jam
tidur mereka untuk ‘membanting diri’ sebagai upaya perjuangan mereka. Jika di
masa sekarang mereka masih bisa menikmati hidup, itu berarti mereka belum
berjuang dalam arti kata ‘sebenarnya’, karena perjuangan itu menyakitkan,
melelahkan, dan membosankan. Bukan berarti hanya dengan berdoa kita akan meraih
kemenangan, tapi doa juga diperlukan setelah pejuang berusaha. Peran orang tua
dalam membiayai anaknya pastilah diikuti dengan mendoakannya.
Jika seseorang
pejuang terlambat dalam mempersiapkan perang mereka entah apa yang terjadi pada
mereka di medan perang. Karena jika mereka terlambat, mereka akan panik dalam
menghadapi perang, sebab mereka tidak tahu taktik-taktik dalam perang yang
seharusnya dipersiapkan terdahulu.
“Berakit-rakit ke hulu
berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”
itulah pepatah yang pantas digunakan untuk para pejuang Ujian yang rela ‘membanting
diri’ mereka demi memenangkan peperangan mereka. Jadi jka yang menjadi sebagai
pejuang Ujian perang yang belum merasa dirinya sudah ‘membanting diri’, silakan
dimulai sekarang...
Without a struggle, there can be no progress – Frederick Douglass
0 komentar